Jika kamu berpikir, maka kamu tau. Jika kamu tau, maka tercipta kondisi dalam hati yg mendorong utk berbuat

Sunday, November 11, 2012

# 100% Semangat untuk Menjelaskan

Sunday, November 11, 2012 Posted by Raosan Fikri Lillahi No comments

“Guru adalah orang tua di sekolah”. Kata-kata itu sering kita dengar dan sering menjadi sebuah frasa yang disebut-sebut banyak orang. Akan tetapi hanya masuk telinga kanan, keluar telinga kiri. Apakah semua guru seperti itu? Itulah pertanyaan yang ada di benak saya sekarang.

Saya sedang menempuh tingkat dua sebagai mahasiswa. Saat saya masih berseragam dulu, saya bukan tipe orang yang dekat dengan guru saat di sekolah. Walaupun sampai sekarang saya tidak lupa siapa saja guru-guru yang telah mengajar saya di sekolah, tapi saya tidak terlalu mengenal mereka sebagai ‘orang’ atau bahkan orang tua. Saya mengenal mereka hanya sebagai guru di sekolah saja.

Bulan Juni lalu saya berkesempatan untuk menjadi trainer sebuah software menajemen sekolah dalam sebuah program dari pemerintah Jawa Barat. Pekerjaan saya adalah memberi tahu cara pemakaian software ini sekaligus sosialisasi untuk menerapkan menejemen sekolah berbasis IT. Yang saya training adalah guru-guru SD dan SMP di daerah Jawa Barat yang berbeda-beda.

Awalnya saya anggap ini adalah pekerjaan mudah, karena saya hanya harus memberitahu cara penggunaan software ini yang mana seharusnya bisa dipelajari sendiri. Tapi kenyataannya tidak semudah yang saya bayangkan.

Saya merasakan langsung, saat menjadi trainer, kurang lebih saat itu juga saya sedang menjadi guru bagi guru-guru yang saya latih. Jadi sekarang gantian saya yang menjadi guru, dan guru-guru menjadi murid saya. Suasana sekolah memang sangat tersasa, karena kebetulan pelatihan yang dilakukan memakai gedung sekolah.

Dari pelatihan ini, saya tahu bagaimana susahnya menjadi guru. Bagaimana susahnya menarik perhatian murid-murid di kelas, bagaimana susahnya agar ucapan kita didengar banyak orang, dan banyak hal yang saya anggap sulit untuk dipelajari hanya dalam waktu yang sebentar.

Dari pelatihan ini, saya dapat mengenal berbagai karakter guru-guru. Saya baru menyadari, bahwa guru itu benar-benar bukan hanya guru di sekolah, tapi memang memiliki potensi untuk menjadi orang tua di sekolah.

Salah satu pelajaran yang saya dapatkan dari pelatihan tersebut juga adalah bahwa kemampuan komunikasi memang sangat dibutuhkan untuk menjadi guru. Keadaaan kelas tidak terlalu berbeda dengan saat saya bersekolah dulu. Saya menjadi ‘guru’ yang berbicara di depan seolah hanya ‘menyuapi’ murid-muridnya. Karena pada awalnya saya menganggap remeh, menjadikan saya kurang persiapan, sehingga cara saya menyampaikan yaitu dengan format umum: guru bicara, murid mendengarkan, sehingga wajar bila menurut saya sebagian guru-guru tersebut merasa bosan. Sama bosannya dengan yang dirasakan kebanyakan murid-murid sekolah.

Di tengah tengah penjelasan saya, kadang ada guru yang aktif mengeluarkan guyonan agar suasana dalam kelas menjadi cair. Saya rasa, guru yang seperti itu pasti dicintai muridnya karena benar-benar melakukan komunikasi yang baik. Dari pada cara saya menyampaikan materi pelatihan yang masih dengan cara konvensional sperti yang saya sebutkan, yaitu ‘menyuapi’.

Saya juga punya sebuah opini. Dalam pengamatan saya, kebanyakan guru Indonesia saat ini tidak berkomunikasi dengan sungguh-sungguh terhadap muridnya. Hanya sekedar penyampaian materi seperti yang saya lakukan. Sehingga guru sebagai orangtua, atau bahkan sebagai pahlawan hanya wacana. Orang tua pasti akan berkomunikasi dengan anaknya secara sungguh-sungguh dan dengan cara yang pasti akan menarik anaknya. Begitu juga pahlawan. Saat Bung Karno berpidato, adakah yang tidak mendengarkan?

Kemampuan seperti inilah yang harus dimiliki sorang guru. Kemampuan mencairkan suasana, menarik perhatian saat bicara, dan segala yang saya sebutkan ditas, mutlak harus dimiliki, agar tercipta komunikasi yang baik dan suasana kelas yang menyenangkan, yang membuat murid-murid betah di kelas, seperti seorang anak yang betah tinggal di rumah.


0 comments:

Post a Comment