Jika kamu berpikir, maka kamu tau. Jika kamu tau, maka tercipta kondisi dalam hati yg mendorong utk berbuat

Friday, January 4, 2013

# Malam Tahun Baru, Hampir Kebakaran

Friday, January 04, 2013 Posted by Raosan Fikri Lillahi No comments
31 Desember, malam hari.

Ini memang malam tahun baru, tapi saya tidak merayakannya. Kenapa? Karena saya muslim. Sila googling, alasannya banyak. Tapi adalah kegiatan rutin saya jika besoknya libur/weekend, untuk main dan ngumpul2 di kosan Cipta (seorang teman).

Malam itu sekitar jam 10, kami bakar-bakar makanan seperti jagung, sosis, dan ayam. Saya katakan sekali lagi, bukan dalam rangka merayakan tahun baru, tapi karena mumpung besoknya libur. Saya pun tidak meniup terompet, tidak update status saat jam 00:00, tidak count down, ataupun ber hore-hore ria. Anggap saja makan malam biasa tapi dengan cara yang baru dan seru (bakar-bakar).

Cerita dimulai saat akan membakar arang. Arang ini susah sekali untuk dibakar pertamanya. Kamipun mencoba pakai bensin dengan menyedotnya dari tangki motor. Bersama Shadeq, Fikri, Reno, dan Jeriko, kami cipratkan bensin ke arang menggunakan kulit jagung supaya arang lebih mudah dibakar, tapi tetap apinya tidak tahan lama, langsung mati.

Muncul ide untuk mencipratkan bensin secara terus-terusan ke arang saat apinya sudah nyala. Tak disangka, saat mencipratkan bensin, tiba-tiba api menjalar ke tangan Shadeq yg memegang kulit jagung karena jaraknya terlalu dekat. Karena panik, Shadeq melempar kulit jagung yg terbakar tsb ke belakangnya dimana di situ terletak tempat menaruh bensinnya yg sperti kotak bekal makan.

BRUSH, langsung saja api menjalar seperti di film-film saat scene ledakan karena percikan api yg menjalar pada bensin tumpah. Api langsung merambat ke pintu rumah karena saat itu jaraknya juga dekat. Saya langsung kaget. Dalam sepersekian detik muncul beberapa imajinasi liar bila terjadi kebakaran pada rumah. Langsung saja spontan saya ambil ember berisi air di samping saya yg memang sudah disediakan bila terjadi hal sperti ini.

Saya banjur apinya..... BRUSSHHH lagi, buset apinya malah makin gede, saya panik, kaki gemetaran, imajinasi makin liar. Tetangga pada datang, teman-teman juga pada panik. Karena ada keran dan selang, saya pasang dan coba untuk semprot seperti yg dilakukan pemadam kebakaran. Tapi BRUSSHHH, WHAAAAT. ini juga jadi tambah besar. Belakangan diketahui bahwa selang yg saya pakai adalah yg tadinya dipakai untuk menyedot bensin, dan bensin yg tadinya di tempat kotak bekal jadi tumpah karena saya banjur air pakai ember. Inilah kenapa apinya tambah besar.

Untung abangnya Cipta datang bawa ember lagi, apinya dibanjur terus menerus sampai akhirnya hilang. Hufffft. Lega tak terkira. Astaghfirullah.... baru kali ini mendapat pengalaman sengeri ini, hampir kebakaran di depan mata. Tak terbayang sebelumnya. Dan kaki masih bergetar untuk 15 menitan ke depan.

Alhamdulillah semua selamat, kebakaran pun tak jadi. Semua selamat (tapi malang bagi Cipta karena kerannya patah saat mau dibuka utk kedua kali. Air di kosannya pun tak jalan untuk beberapa hari), dan bakar-bakar pun kami lanjutkan karena bahan-bahan sudah siap untuk dibakar, dan tentunya tanpa menggunakan bensin, yg telah jadi trauma bagi kami, haha (khususnya bagi Shadeq yg tahun lalu mengalami pengalaman serupa di tempat Kikin, dimana disebelahnya ada motor yg siap meledak bila api menjalar sampai sana).

Akhirnya semua bahan telah dibakar dan kami pun bersantap. Malam itu jadi malam tak terlupakan. What an experience...

Saran saya bagi yang mau bakar-bakar lagi, kalau bisa jangan pakai bensin. Kalau tetap mau pakai bensin, lakukan di tempat terbuka, jauh dari rumah.

NB: foto-foto akan dipost menyusul

0 comments:

Post a Comment