Rabu, 3 Oktober 2012
Ditengah badai laporan praktikum sistem digital yang menghabiskan waktu lebih dari 6 jam pengerjaan, saya menyempatkan diri menghadiri undangan dosen matematika teknik, beserta 5 orang kawan sekelas.
Panggung tempat Pentas sang artis |
Kami sudah janjian berangkat bareng jam 7, habis kuliah tidak pulang, langsung cabut. Undangan yang saya maksud ini adalah pentas seni di galeri seni milik Bu dosen, Bu Andonowati.
Tapi yang ingin saya ceritakan bukanlah tentang apa isi benda-benda seni di dalam galeri ini, maupun tentang penampilan dari seorang artis dalam seni peran, walaupun memang isi di salam galeri ini unik-unik, dan peran yang dimainkan sang artis tadi cukup terlihat menghayati.
Cerita dimulai dari saat kami naik ke lantai 2 untuk makan (makanan yang disajikan gratis dan ini adalah salah satu alasan kami datang, maklum mahasiswa). Setelah mengambil makanan prasmanan, kamipun mencari meja untuk makan. dan saat sampai, ternyata kursinya tidak cukup untuk kami semua.
Nah di saat inilah saya melihat ada kursi kosong di seberang meja kami, dan saya lagsung menyeretnya tanpa ijin seorang wanita yang duduk di sebelah kursi tersebut. Tanpa disangka, ketiadaan kursi di depan wanita tersebut mengungkap pemandangan yang sebenarnya menggiurkan, tapi sangat tidak mengenakkan. Yak, terlihat lah paha wanita tersebut seperti gambar di bawah ini (sengaja disensor).
Foto hanyalah ilustrasi yg diambil dari internet |
Sebagai lelaki normal, pasti lah sangat kuat dorongan untuk terus memandangi hal ini. Hanya yang tidak normal saja yang tidak memiliki keinginan tersebut. Tapi yang jadi masalah adalah implementasinya. Mungkin ada sebagian kecil orang yang bisa tahan untuk tidak terus memandangi (walaupun ada keinginan), tetapi lebih banyak lagi yang tidak bisa menahan dan akhirnya keinginan tersebut benar-benar diimplementasikan.
Saya paling bingung sama wanita seperti ini. Apakah dia sengaja pamer paha, atau tidak tahu kalau paha merupakan pemandangan 'menarik' bagi pria? apakah mereka tidak risih paha nya dipandangi terus?
Maka dari itulah sebenarnya fungsi dari menutup aurat. Bukan untuk mengekang atau merendahkan wanita, justru untuk menjadikannya sebagai wanita terhormat, menutup aurat adalah melindungi kehormatan.
Tidak ada yang bisa dilihat untuk laki-laki, dan bagi wanita pun tak perlu risih. Tidak ada pikiran kotor sebagai pelecehan pada wanita yang menutup aurat, berbeda dengan sebaliknya.
0 comments:
Post a Comment