Jika kamu berpikir, maka kamu tau. Jika kamu tau, maka tercipta kondisi dalam hati yg mendorong utk berbuat
Friday, July 18, 2014
Tuesday, July 15, 2014
# Pembimbing KP Super, Bisnis Investasi Property untuk Melawan Bank Riba
Dari kiri ke kanan: Dito( SI Telkom Univ.), Saya, Andy, Farrell |
Saya mendapatkan cerita dan pengalaman tentang bisnis dari pembimbing saya yang ternyata tanpa diduga-duga adalah pemilik bisnis yang sudah besar.
Siapakah dia?
Rijalul Fikri, adalah alumni Informatika '98. Masih muda, umurnya baru 30an. Makannya masih minta dipanggil "Mas" bukan "Pak". Waktu pertama bertemu, kesannya seperti orang yang kaku tapi setelah ngobrol-ngobrol ternyata sangat dahsyat. Banyak ilmu dan wisdom yang dapat dicontoh. Beliau orangnya religius, benar-benar disiplin mempraktikkan islam misalnya sholat tepat waktu di mesjid. Inilah yang membuat saya kagum. praktik agamanya bagus, tapi bisnisnya juga besar.
Apa Bisnisnya?
Ini yang ditunggu-tunggu. Saya akan menjelaskan sedikit tentang bisnis beliau. Gampangnya begini, di Prabumulih (Sumatra Selatan) tempat asal beliau, pembangunan rumah masih banyak terjadi. Namun kebanyakan orang di sana tidak memiliki dana. Di sisi lain, di tempat kerjanya yang kita tahu bergaji besar, orang-orang muslim di sana merasa segan untuk menyimpan uangnya di Bank karena riba.
Dari situ, Mas Fikri (panggilan akrabnya) membuat sebuah portal web yang mempertemukan dua kebutuhan tersebut sehingga orang yang akan membangun rumah dapat meminta dana dengan cara menjual saham senilai Rp. 100.000 per lembar. Nah orang yang ingin berinvestasi dapat membeli saham seusai keinginan dan sekalian membantu pembuatan rumah, sehingga uangnya dapat dialihkan daripada disimpan di bank. Bahkan dengan investasi, pastinya mendapat keuntungan.
Apa Kelebihannya?
Sistem yang dipakai adalah sistem syariah, tanpa riba. Salah satunya dari sisi transparansi. Misalnya Pada sebuah entitas rumah, ditampilkan lengkap kebutuhan dananya, kepimilkan sahamnya oleh siapa saja, bahkan progress pembuatan rumahnya pun selalu diupdate dengan foto, sehingga pemilik saham dapat memantau aliran dananya secara transparan dan jelas. keuntungan bagi investor pun dari bagi hasil, bukan bunga.
Hebatnya lagi, investasi rumah ini ternyata minim risiko. Coba bandingkan dengan investasi mobil rental, atau lain-lain yang uangnya atau benda nya dapat dibawa lari. Sedangkan rumah ini kan tidak bisa dibawa lari. kekuatannya sebenarnya adalah sistem saham dan komunitas. Jadi kalau misalnya dalam suatu komunitas ada yang sedang butuh uang, sahamnya bisa tinggal dijual ke temannya dan bisa dibeli lagi saat nanti memiliki uang lebih, sehingga bisa saling membantu.
Bagaimana Keuntungannya?
Namanya bisnis property, untungnya juga pasti besar. Keuntungannya didapat dari fee saat pembuatan rumah atau dari KPR. Beliau cerita bahkan sekarang bisa mendapatkan sekitar 7 miliar per tahun. Kalau mau, beliau bisa saja berhenti bekerja, tapi perusahaan masih butuh tenaganya. Kasihan rekan-rekan kalau ditinggal katanya. Selain itu beliau juga belum mau berhenti karena ingin menjaga jaringan dan ingin mengubah budaya perusahaan yang katanya kebanyakan fresh graduate yang masuk sukanya menghamburkan gaji besarnya padahal bisa diinvestasikan.
Masa Depan
Visi besar bisnisnya, griya investa ini, yaitu dapat menggantikan fungsi bank sehingga daripada menyimpan uang dengan sistem riba dan nilainya berkurang terus karena inflasi, lebih baik uangnya diinvestasikan sehingga nilainya bisa tetap naik.
Sebagai penutup, beliau memberi nasihat yang benar-benar seperti yang saya harapkan dan sesuai visi saya:
Kuliah di ITB itu percuma kalau akhir-akhirnya jadi pegawai. Walaupun di perusahaan besar oil & gas juga tetap aja kalian itu pekerja. Harusnya mindsetnya adalah membuka lapangan pekerjaan baru. Jadilah yang punya bisnis.
Andy, Farrell, Mas Fikri, Saya |
Suasana saat presentasi akhir di ruang KP bersama ciwi ciwi Telkom Univ. yg lagi KP juga |
Foto dokumentasi diambil dari sini
Monday, July 14, 2014
# Internet Banking
Dasar payah. Padahal kuliah di jurusan IT, tapi baru bikin internet banking.
Tadi saya baru mencoba membuat akun internet banking. Ternyata prosesnya sangat mudah. Cukup daftar di ATM, aktivasi di laptop, beres deh... Coba dari dulu. Jadi kalau ada orang transfer masuk bisa dicek online tanpa harus ke ATM.
Lalu untuk melakukan transaksi, butuh token. Dan ini juga gampang buatnya. Setelah aktivasi akun internet banking di laptop, tinggal ke bank minta dibuatin dan bayarnya murah hanya Rp 20.000 (untuk Bank Mandiri). Tadinya saya pikir harga pembuatannya mencapai ratusan ribu, makannya malas buat. Ternyata murah. Coba dari dulu. Jadi kalau mau transfer ke orang gak perlu ke ATM.
Canggih bener nih, baru ngerasain. Maafkan norak, haha. Ini baru teknologi tepat guna. teknologi yang dipakai utntuk memecahkan masalah.
Bertransaksi tanpa perlu ke ATM
Ngomong-ngomong tadi pas ngurus-ngurus, saya lumayan takjub dengan cara pelayanan bank. Ramah, tertib, jelas, transparan. Sangat bagus untuk dijadikan contoh bagi instansi lain.
Sunday, July 13, 2014
# Cara Mendidik Anak. Keras atau Lembut, Mana yang Lebih Baik?
Sunday, July 13, 2014
Posted by Raosan Fikri Lillahi
Bikin Penasaran, Islam, Parenting, Solat
4 comments
Pengen cerita dikit tentang salah satu pemicu/trigger kenapa saya pilih Islam.
Jadi ceritanya dari kecil, ayah saya termasuk yang strict masalah sholat. Kalau telat sholat, saya pasti diteriakin supaya cepat sholat. Tapi ya maklum lah, pas masa-masa itu sholat terasa sangat berat dan malesin, yaaa jadi formalitas aja. Sebagai anak kecil, jujur teriakan-teriakan itu sangat menjengkelkan. Cukup keras memang, bahkan sampai SMP dan SMA juga tetap saja...
Sampai sekitar saat kelas 2 SMA, sudah mencapai titik paling jenuh dan kesal maksimal. Benar-benar malas luar biasa, bahkan niatnya hampir mau coba-coba gak akan sholat lagi. "Ini kenapa sih harus sholat? di teriak-teriakin terus, bosan, gak penting, buang-buang waktu." banyak pemikiran sejenis ini muncul.
Tapi untungnya entah karena takut atau gimana, saya memutuskan untuk cari-cari dulu kenapa saya harus sholat. Saya gak mau lagi sholat karena diperintah-perintah, diteriak-teriaki lagi, atau cuma formalitas. Jadi pertanyaan besar saya saat itu adalah:
Walaupun saya tau teorinya karena perintah Allah, ada di Al Qur'an, dan lain lain, tetap saja itu hanya terasa teori. Saya benar-benar ingin pertanyaan "Kenapa" ini terjawab dengan mantap dan memuaskan. Maka mulailah saya mencari-cari sendiri jawabannya dengan membaca Al Qur'an (terjemahannya), baca-baca buku islam, dan sejenisnya. Hasilnya?
Saya mendapatkan jawaban. Kenapa harus sholat? karena itu perintah Allah. Hahaha. Memang sesimpel itu. Kata-katanya sama, tapi rasanya beda.
Ya, ternyata ini bukan jawaban yang didapat dari diberitahu orang. Kita harus mencarinya dan mendapatkan jawabannya sendiri. Cobalah baca sendiri itu Al Qur'an tentunya dengan niat mencari kebenaran.
Nah sisi lain dari tulisan ini adalah selain tentang menemukan islam, juga masalah parenting. Didikan keras ayah sayalah yang menimbulkan rasa kesal dan memicu rasa penasaran saya dan akhirnya menemukan jalan yang benar. Coba bandingkan. Sedangkan di berbagai sumber parenting, kita dianjurkan untuk mendidik anak dengan cara yang lembut, dengan pengertian, dan sebagainya.
Nah, cara manakah yang paling baik? bagaimana menurutmu?
PS: Perlu diketahui saya tidak menyalahkan cara mendidik ayah saya. Bahkan saya membuktikan bahwa dengan caranya sendiri juga bisa menghasilkan hasil yang benar. Saya hanya penasaran metode mana yang sebaiknya saya terapkan bila nanti punya anak.
Jadi ceritanya dari kecil, ayah saya termasuk yang strict masalah sholat. Kalau telat sholat, saya pasti diteriakin supaya cepat sholat. Tapi ya maklum lah, pas masa-masa itu sholat terasa sangat berat dan malesin, yaaa jadi formalitas aja. Sebagai anak kecil, jujur teriakan-teriakan itu sangat menjengkelkan. Cukup keras memang, bahkan sampai SMP dan SMA juga tetap saja...
Sampai sekitar saat kelas 2 SMA, sudah mencapai titik paling jenuh dan kesal maksimal. Benar-benar malas luar biasa, bahkan niatnya hampir mau coba-coba gak akan sholat lagi. "Ini kenapa sih harus sholat? di teriak-teriakin terus, bosan, gak penting, buang-buang waktu." banyak pemikiran sejenis ini muncul.
Tapi untungnya entah karena takut atau gimana, saya memutuskan untuk cari-cari dulu kenapa saya harus sholat. Saya gak mau lagi sholat karena diperintah-perintah, diteriak-teriaki lagi, atau cuma formalitas. Jadi pertanyaan besar saya saat itu adalah:
"Kenapa saya harus sholat?"
Walaupun saya tau teorinya karena perintah Allah, ada di Al Qur'an, dan lain lain, tetap saja itu hanya terasa teori. Saya benar-benar ingin pertanyaan "Kenapa" ini terjawab dengan mantap dan memuaskan. Maka mulailah saya mencari-cari sendiri jawabannya dengan membaca Al Qur'an (terjemahannya), baca-baca buku islam, dan sejenisnya. Hasilnya?
Saya mendapatkan jawaban. Kenapa harus sholat? karena itu perintah Allah. Hahaha. Memang sesimpel itu. Kata-katanya sama, tapi rasanya beda.
Ya, ternyata ini bukan jawaban yang didapat dari diberitahu orang. Kita harus mencarinya dan mendapatkan jawabannya sendiri. Cobalah baca sendiri itu Al Qur'an tentunya dengan niat mencari kebenaran.
Nah sisi lain dari tulisan ini adalah selain tentang menemukan islam, juga masalah parenting. Didikan keras ayah sayalah yang menimbulkan rasa kesal dan memicu rasa penasaran saya dan akhirnya menemukan jalan yang benar. Coba bandingkan. Sedangkan di berbagai sumber parenting, kita dianjurkan untuk mendidik anak dengan cara yang lembut, dengan pengertian, dan sebagainya.
Nah, cara manakah yang paling baik? bagaimana menurutmu?
PS: Perlu diketahui saya tidak menyalahkan cara mendidik ayah saya. Bahkan saya membuktikan bahwa dengan caranya sendiri juga bisa menghasilkan hasil yang benar. Saya hanya penasaran metode mana yang sebaiknya saya terapkan bila nanti punya anak.
Monday, July 7, 2014
# Scientist is a Wizard
Wizard, is a man who can actually do what magicians pretend to do
-Robert Angier (Jackman) dalam film The Prestidge
Bagi yang sudah nonotn film The Prestidge, pasti tahu yang dimaksud wizard di sini adalah Nikola Tesla, seorang ilmuwan dan penemu. Pada masa itu, terlihat bahwa penemuan-penemuan ilmiah ciptaannya dipandang orang sebagai ilmu sihir, tepatnya ilmu sihir yang nyata. begitulah, lagi-lagi soal ketakutan manusia terhadap sesuatu yang tidak dari biasanya seperti yang saya bahas pada tulisan ini.
Tuesday, July 1, 2014
# Trik Cara Berkomunikasi
Hari ini baru saja dapat suatu trik berkomunikasi yang jitu di tempat KP secara tidak sengaja .
Agar orang mau terbuka terhadap kita, mulailah dengan membicarakan tentang apa yang dia suka
Misalnya kalau berhadapan dengan anak kecil, supaya dia mau ngobrol dengan kita, jangan tanya "siapa namanya?" atau "udah berapa umurnya?" tapi bukalah dengan pertanyaan-pertanyaan seperti "gimana kemarin naruto? seru ya lawan sasuke.." sambil menunjuk baju yang dipakainya. Dari situ si anak akan menjawab dengan antusias dan mulai berani dan nyaman untuk ngobrol dengan kita.
Untuk orang dewasa, misalnya tadi saya punya teman yang senang membicarakan pemilu, maka saya nyeletuk menyinggung masalah debat capres di TV kemarin. Tanpa disangka teman saya yang tadinya diam-diam saja langsung banyak bicara. Teman seruangan lain pun banyak menimpali. Langsung saja suasana di ruangan kami yang tadinya lesu, sepi, dan awkward, menjadi hangat kembali.