Jika kamu berpikir, maka kamu tau. Jika kamu tau, maka tercipta kondisi dalam hati yg mendorong utk berbuat

Sunday, July 13, 2014

# Cara Mendidik Anak. Keras atau Lembut, Mana yang Lebih Baik?

Sunday, July 13, 2014 Posted by Raosan Fikri Lillahi , , , 4 comments
Pengen cerita dikit tentang salah satu pemicu/trigger kenapa saya pilih Islam.

Jadi ceritanya dari kecil, ayah saya termasuk yang strict masalah sholat. Kalau telat sholat, saya pasti diteriakin supaya cepat sholat. Tapi ya maklum lah, pas masa-masa itu sholat terasa sangat berat dan malesin, yaaa jadi formalitas aja. Sebagai anak kecil, jujur teriakan-teriakan itu sangat menjengkelkan. Cukup keras memang, bahkan sampai SMP dan SMA juga tetap saja...

Sampai sekitar saat kelas 2 SMA, sudah mencapai titik paling jenuh dan kesal maksimal. Benar-benar malas luar biasa, bahkan niatnya hampir mau coba-coba gak akan sholat lagi. "Ini kenapa sih harus sholat? di teriak-teriakin terus, bosan, gak penting, buang-buang waktu." banyak pemikiran sejenis ini muncul.

Tapi untungnya entah karena takut atau gimana, saya memutuskan untuk cari-cari dulu kenapa saya harus sholat. Saya gak mau lagi sholat karena diperintah-perintah, diteriak-teriaki lagi, atau cuma formalitas. Jadi pertanyaan besar saya saat itu adalah:

"Kenapa saya harus sholat?"

Walaupun saya tau teorinya karena perintah Allah, ada di Al Qur'an, dan lain lain, tetap saja itu hanya terasa teori. Saya benar-benar ingin pertanyaan "Kenapa" ini terjawab dengan mantap dan memuaskan. Maka mulailah saya mencari-cari sendiri jawabannya dengan membaca Al Qur'an (terjemahannya), baca-baca buku islam, dan sejenisnya. Hasilnya?

Saya mendapatkan jawaban. Kenapa harus sholat? karena itu perintah Allah. Hahaha. Memang sesimpel itu. Kata-katanya sama, tapi rasanya beda.

Ya, ternyata ini bukan jawaban yang didapat dari diberitahu orang. Kita harus mencarinya dan mendapatkan jawabannya sendiri. Cobalah baca sendiri itu Al Qur'an tentunya dengan niat mencari kebenaran.


Nah sisi lain dari tulisan ini adalah selain tentang menemukan islam, juga masalah parenting. Didikan keras ayah sayalah yang menimbulkan rasa kesal dan memicu rasa penasaran saya dan akhirnya menemukan jalan yang benar. Coba bandingkan. Sedangkan di berbagai sumber parenting, kita dianjurkan untuk mendidik anak dengan cara yang lembut, dengan pengertian, dan sebagainya.

Nah, cara manakah yang paling baik? bagaimana menurutmu?

PS: Perlu diketahui saya tidak menyalahkan cara mendidik ayah saya. Bahkan saya membuktikan bahwa dengan caranya sendiri juga bisa menghasilkan hasil yang benar. Saya hanya penasaran metode mana yang sebaiknya saya terapkan bila nanti punya anak.

4 comments:

  1. Bagaimana kalau cara lembut tapi tegas?

    ReplyDelete
    Replies
    1. hmm bener sih, kyknya yg paling baik yg lembut-tegas dulu, kalau gak mempan baru dikerasin. Bahkan sesuai haditsnya kalau sudah usia 10 tahun boleh sampai memukul. Mungkin itu sebabnya boleh dipukul supaya si anak sadar pentingnya sholat...

      Delete
  2. Menurut aku sih, cara yg tepat ya kombinasi, tegas iya, demokratis iya, keras iya, lembut juga iya
    Karena kalo kita lihat zaman sekarang mendidik anak dgn 1 cara aja ga cukup, apalagi di zaman sekarang yg sangat rawan bagi perkembangan anak
    Makanya ketika nnti jd org tua sebaiknya kita harus tau menempatkan diri kita, kapan saatnya tegas, kapan saatnya lembut, dan kapan saatnya keras, menjadikan anak sbg teman juga why not? Jd dia lbh mempunya rasa percaya yg besar trhdp kita nnti
    Gitu sih kalo menurut aku hehhe

    ReplyDelete
  3. sholat!!! awas klo kagak gw tonjokin habis2an, gw injek2 pale loe pade... <<< kalo gt gmna?

    ReplyDelete