kali ini saya membaca buku "The Swordless Samurai" karya Kitami Masao, diedit oleh Tim Clark. Buku ini menceritakan biografi Toyotomi Hideoshi sang pemersatu Jepang dengan sudut pandang orang pertama. Buku ini sangat menginspirasi, tidak perlu diragukan lagi. tapi ada hal menarik yang membuat saya ingin menceritakannya di blog ini.
Hal menarik itu ada 2 dan akan saya bagi menjadi 2 tulisan terpisah:
PART 1 Belajar Manajemen Proyek
Yang pertama adalah bahwa ketika membaca buku ini, saya sekalian belajar manajemen proyek, sebuah mata kuliah yang saya ambil semester ini, dan juga pengetahuan yang dibutuhkan untuk mengerjakan proyek-proyek mendatang.
Benar-benar menarik membaca tentang bagaimana Toyotomi Hideyoshi yang sebelumnya merupakan seorang anak petani miskin, melakukan manajemen proyek terhadap pembangunan dinding kastil yang rusak akibat topan.
Ceritanya dimulai ketika Toyotomi sudah bekerja beberapa saat di klan Oda. Ketika itu adalah jaman perang dan masing-masing wilayah dipimpin oleh seorang pemimpin. Dialah Nobunaga Oda yang memiliki visi menyatukan Jepang dalam satu pemerintahan yang menginspirasi dan menjadi mentor Toyotomi.
Ketika itu, sebuah kastil milik Oda mengalami rusak cukup parah temboknya akibat angin topan. Hal ini tentu saja memicu penguasa lain untuk berniat menyerang demi mennaklukkan klan Oda. Diperkirakan tentara musuh akan tiba paling cepat kurang dari seminggu.
Setelah beberapa hari, para pekerja yang ditugaskan ternyata bekerja dengan lesu, tanpa semangat, dan asal-asalan. Dan ketika Nobunaga Oda mengecek, yang dilakukan mandor proyek tsb hanyalah memaki-maki para pekerja dan memukuli yang bermalas-malasan. Melihat hal itu, Oda menunjuk Toyotomi untuk menggantikan mandor tsb untuk memperbaiki keadaan.
Apa yang dilakukan Toyotomi Hideyoshi untuk memperbaiki keadaan?
1. Gathering semua pekerja, ajak makan-makanUntuk apa hal ini dilakukan? untuk menaikkan dan memacu kemauan para pekerja, mereka harus merasa diperlakukan seperti manusia, bukan budak.
2. Penjelasan awal whyBriefing awal sangat penting untuk menyamakan visi/pandangan. Penjelasan mengenai why akan menambah semangat anggota. Di sini, Toyotomi menjelaskan alasan kenapa pembangunan tembok harus dipercepat, yaitu agar tahan dari serangan musuh. Dan bila tidak dikerjakan dengan segera maka mereka dan keluarga pasti akan dibantai oleh musuh.
3. Teknik jitu howSelain memberi motivasi, Toyotomi juga memberi teknik jitu supaya pekerjaan dapat cepat selesai. Hal ini penting karena walaupun semangat sudah membara, tapi bila para pekerja tetap tidak tahu apa yang harus mereka kerjakan sama saja bohong. Jadi setetlah why adalah how. Toyotomi membagi pekerja menjadi kelompok beranggotakan 10 orang dan masing-masing memiliki bagian daerah tembok yang harus dibangun sebagai tanggung jawabnya.
4. Reward and PunishmentUntuk memperkuat motivasi, Toyotomi menciptakan persaingan positif antar kelompok. Beberapa kelompok yang tercepat menyelesaikan pekerjaannya (dengan kualitas yang juga bagus), akan mendapat hadiah yang menggiurkan. Setelah itu Toyotomi mengancam bila ada yang terlihat bermalas-malasan, akan dianggap sebagai mata-mata musuh dan akan dipenggal.
Tanpa diduga siapapun, cara yang baru pertama kali dilakukan ini berhasil. Tembok benteng selesai dibangun dalam waktu yang ditentukan dan musuhpun tidak dapat menyerang kastil dengan mudah. Atas prestasinya ini, Toyotomi Hideyoshi semakin mendapatkan kepercayaan dari Nobunaga Oda yang nantinya menjadi tangan kanan dan menggantikan posisinya sebagai pemimpin klan Oda.
*tulisan ini dibuat saat saya tingkat 3 dan sudah lama mengendap di draft
waaaah masa udah setahun lebih baru di post jii haha
ReplyDeletewah, fajrin ngepoin blog aing nih, haha
Deleteiyaa, maaf waktu itu msh kepanjangan. Ini akhirnya bisa disederhanakan jd lbh pendek haha
Menarik. Jadi pengen baca.
ReplyDeleteIya bro keren bgt. Jarang ada buku yg penuh pembelajaran tp seru gini
Delete